Senin, 17 Oktober 2016

turn back to Allah



بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ

Cukup lama tak bermain-main ke sini
Alhamdulillah Allah masih member penangguhan umur padaku. Sudah setahun lebih entah berapa, aku sudah menderita sakit. Ma syaa Allah karena terus mencari kesembuhan dengan ikhtiar dan tak putus merintih padaNya, Allah mengangkat perlahan penyakitku. Aku semakin dekat dengan Allah. Allah memberikan aku ujian berupa penyakit dengan maksud agar aku kembali padaNya. Subhanallah...

Sungguh benar-benar ku rasakan jiwa dan raga merasa tentram berada di dekatNya

Selama aku sakit, aku terus membuat lagu walau hanya mengubah lirik lagu orang. Aku menyebutnya lagu dengan mencuri instrument lagu orang hehe

Akan aku tunjukkan dan ini sudah disempurnakan


Menanti
(Kapankah?)



Ku tahu ku kan jadi cobaan
Bagi keluargaku
Aku tahu apa sebabnya
Sakitku ini

Karena ulahku sendiri
Datangnya penyakit ini
Aku mohon dekatkanlah
Kesembuhan pada diriku
Ya Allah

Kapankah penyakitku kan sembuh
Kuhara Tuhan mendekatkan~
Kesembuhan pada diriku~
Ku selalu merintih kepasaNya~

Oh Tuhan berikan kekuatan
Untuk menjalani s’mua ini
Agar tidak merepotkan orang-orang
Di sekitarku yang ku sayangi

Ku tahu ini salahku
Kar’na jauhkan rahmatMu
Kumohon dekatkanlah
Kesembuhan pada diriku~
Ya Allah~
. 
Kapankah penyakitku kan sembuh
Kuharap Tuhan mendekatkan~
Kesembuhan pada diriku~
Ku selalu merintih kepasaNya~
.
Oh Tuhan berikan kekuatan
Untuk menjalani s’mua ini
Agar tidak merepotkan orang-orang~
Di sekitarku yang ku sayangi
.
Di sekitarku yang ku sayangi



21 Nov 2015
diperbaru awal tahun 2016
Instrument
ost meteor garden - Ching Fei Te Yi


aku tidak memiliki suara yang bagus. Aku hanya bias melampiaskan sesuatu ke lagu yang liriknya asal yang tadi itu hanya salah satunya. Sebelum sakit juga spontan saja mengubah lirik lagu orang. Pernah ketika lagi jatuh cinta, spontan saja keluar dan jadi lagu deh

.
Terpesona
Terpesona
Ku pada pandangan pertama
Melihatmu
yang taat pada Allah Ta’ala

Ku harap kau
Menjadi pasangan hidupku
Membangun keluarga
Yang sakinah mawaddah warahmah

7 februari 2016
Instrument – terpesona


Tiba-tiba cinta

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat kulihat dia sedang sholat
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat dengar dia baca Al- Qur’an

Saat ku mencoba memperhatikannya
Saat dia sadar aku malu
Seandainya bisa ku sapa dirinya
Bahagia diriku

Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat kulihat dia sedang sholat
Tiba-tiba cinta datang kepadaku
Saat dengar dia baca Al- Qur’an



8 mei 2016
Instrument iklan good day


Karena aku tahu, laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik. Allah sudah menjanjikan hal itu, jadi aku tak khawatir. Aku hanya perlu memperbaiki diri.

Oh ya, aku lupa...
Usiaku tahun ini 21 tahun, In syaa Allah tahun depan 22 tahun. Penyakit yang aku derita sudah sampai ke stroke, berawal dari maag ke vertigo. Karena vertigonya tergolong berat jadilah stroke, hamper-hampir buta, kata yang mengobatiku namanya glukoma.

Di usiaku yang tergolong muda, aku mengerti bagaimana sakit yang biasa orang tua rasakan, aku benar-benar banyak belajar atas apa yang telah terjadi padaku. Dia mengajarkanku akan kesabaran dan rasa mensyukuri. Inilah lagu terakhir yang ku buat saat ini (saat ini loh ya)


ku masih menanti
datangnya kesembuhan
kepada diriku
walau ku sendiri namun tak benar sendiri
karena ada Dia
.
ku tak menyesali apa yang terjadi
semua itu kehendakNya
.
Dia ajarkan aku
akan kesabaran
mendewasakan aku
mengerti arti hidup
dan tujuanku hidup selama di dunia
terima kasih Ya Allah
.
hanyalah Dia tempatku mengadu
juga yang mengerti aku
sesungguhnya Dia membebani seseorang
sesuai kesanggupannya
  .
Dialah yang telah menguatkanku
terima kasih Ya Allah
.
nikmatNya yang manakah
yang harus ku dustakan
Dia memberikan yang ku perlukan
bukan yang ku minta
sungguh Dia mengetahui segala isi hati
isi hati hambaNya
.
hanya Dia yang mampu
membolak-balikkan hati seseorang
yang Dia kehendaki
sesungguhnya kesembuhan
itu hanya datang dariNya
ku selalu pecaya hal itu
.
Dia ajarkan aku
agar selalu bersabar
mendewasakan aku
mengerti arti hidup
dan tujuanku hidup selama di dunia
terima kasih Ya Allah


kamis, 13 okt 2016 15 okt (repair dikit)
instrumen ==> tanyakan dulu hehe

bahkan aku tak menyangka telah membuatnya dengan instrument orang tentunya atas izinNya
.
aku ini sebelum sakit, berstatus mahasiswa di akademik politeknik negeri samarinda, jurusan desain arsitektur. Sakitku ini, saat liburan mau ke semester 5. Sekarang teman-temanku sudah wisuda, karena hanya ada D3. Beberapa ada yang melanjutkan studinya di jawa, sedang aku di sini sedang ikhtiar menyembuhkan penyakit. Sudah sangat lama aku tak berbauh dengan teman-teman sebaya, aku mengerti mereka sedang menata masa depan mereka karena sungguh kita ini hidup sendiri-sendiri seperti halnya saat mati. Yang aku punya hanya Allah, Tuhanku
.
saat ini aku sedang baper saat menulis ini
biarlah aku dan Allah yang mengetahui
aku bahkan tidak mengerti tentang apa yang aku tulis saat ini, yang kuasa membolak-balikkan hati kan Allah hehe
.
ya sudah itu saja
terima kasih telah membaca artikel yang mungkin tidak berguna
mungkin jika aku benar-benar sehat, aku akan kembali dan menuliskan sesuatu dengan pikiran jernih, aamiin..



selasa, 18 oktober 2016
nikyotaragumi


Minggu, 02 Agustus 2015

Changed My Life

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Aku ingin memceritakan pengalamanku. Mungkin terdengar dramatistir

Di hari Minggu tepatnya pada tanggal 27 July 2015 telah merubah hidupku yang terbilang masih “aku mau begini loh”. Namun setelah membaca postingan “Dakwah Islam” dari line yang tertera di dalam sebuah gambar “Selngkah ANAK PEREMPUAN keluar dari rumah tanpa menurut aurat, maka selangkah juga AYAHNYA itu hampir ke neraka”
.
.
Kalimat itulah yang tertera di dalamnya berbackground kuning. Seketika aku langsung menangis tersedu-sedu di dalam kamarku sendirian. Aku tahu ada seseorang di kamar sebelahan dengan kamarku. Aku terus menahan isak tangisku yang terus keluar dari mulutku.Serasa ada getaran di hati saat membacanya.

Bagaimana mungkin aku tidak menangis mengingat ayahku yang senantiasa beribadah ke pada Rabb-ku, kemudian seketika ia memasuki neraka karena seorang anak perempuannya yang tidak menutup aurat dengan benar.

Memang aku menutup aurat, mengenakan pakaian lengan panjang, bercelana panjang yang agak longgar, berkerudung menutupi dada namun itu bukanlah berkerudung dan berjilbab sesuai syar’i (syari’at islam). Kejadian yang dulu-dulu teringat seketika di otakku, aku merasa sangat bersalah akan semua yang kulakukan. Aku yang mudah tersentuh seketika menangis diam dan menahan diri agar orang lain tak tahu.

Setelah sedikit puas menangis, aku pun beranjak pergi ke lantai dasar menemui ayahku yang juga sedang bersama kakakku. Aku memperlihatkan gambar yang tulisannya terteras seperti di atas. Awal aku memasuki kamar ayah, kakakku melihatku tepatnya wajahku yang masih ada bercak tangis di sekitar mataku. Mungkin terlihat bengkak di sekitar mataku pada waktu itu.

“bah, dibelikan bajunya” kata kakakku setelah membaca tulisan itu

Aku pun menyerahkan ponselku pada ayahku. Kulihat ia memaksakan matanya untuk melihat agar dapat membacanya. Aku mulai menangis lagi. Lalu aku mulai membuka suara untuk bertanya pada kakakku sambil menangis tersedu-sedu.

“kak, aku pe pengen berkedurung syar’i, ta tapi kalau missal kan ma sih bersentuhan dengan laki-laki  a tau bersalaman dengan la laki-la ki gimana ? a aku takutnya ma malah merus i image orang berkerunf syar’i?” tanyaku tersedu-sedu karena menangis, aku bahkan kesulitan berkata-kata

Kakakku pun bertanya pada ayahku
“bersalaman bersentulah sama laki-laki, tu gimana, bah?” aku masih tersedu-sedu sambil mendengarkan

“itu biasanya orang yang fanatik, kaya sama Rasulullah mereka bersalam masa mereka kaya gitu.. kalau sekedar meng hormati gak papa. tangan wanita itu halus, takutnya menaikan syahwat laki-laki. Beda dengan tangan laki-laki yang kasar” jelas ayahku

Aku memantapkan diriku umntuk menutup aurat sesuai Syari’at Islam (Syar’i)

Ayahku bertanya
“dapat di mana ikam ni?”
“ di Linne Dakwah Islam”
“dari hadits kah?”
“aku pernah dengar juga abah yang kaya gitu”
Sebenarnya memang ada tulisan kecil sekali hingga aku tak dapat membacanya, kura itu asal dari kalimat tadi. Bagaimana caranya aku melihat sungguh kecil sekali.

Entah apa yang membuat kami bubar. Oh ya hampir waktunya sholat dzuhur sekitar pukur 11.30 dan ada undangan dari tetangga, sekalian disuruh siap-siap untuk pergi ke sana habis sholat dzuhur. Ayah dan kakakku belum mandi, jadi mereka mandi dulu, tentu saja berganian setelahnya tiba panggilan dari Rabb-ku, mereka bergegas pergi ke mushola dan aku yang sudah  di lantai dua juga bersiap-siap di kamarku. Entah ada syaitan apa, aku sedikit tergoda untuk membuka laptop dan menonton film korea yang membuatku agaknya penasaraan dengan akhir ceritanya Pinochio, hitung-hitung sambil menunggu panggilan setelah tiba panggilan itu bukannya bergegas malah berkata “sedikit lagi ya Allah, mau habis” hingga ayahku menghampiriku setelah dari mushola akhirnya aku menghentikannya dan kebetulan sudah habis. Lalai beberapa menit. Astaghfirullah al’adzim...


Ya itu awal kisahku, mudah-mudah tetap seperti ini. Sholat wajib tetap terjaga. Alhamdullilah masih bisa mwnjaga hingga sekarang. Aku terus munta diingatkan oleh ayah dan kakakku serta temanku. Baru satu teman yang kuajak cerita dan menyuruhnya untuk mengngatkanku juga jika aku bertindak salah dan sekaligus kuberitahu tentang beberapa hal seperti postingan yang telah tertampil di line dari Dakwah Islam.

Ya kurasa itu saja yang bisa kusampaikan. Hidayah bisa datang kapan saja dan dari mana saja. Karena itu siapa tidak siap pasti menerimanya. Kuharap dengan menutup aurat adalah caraku menunjukkan betapa aku mencintai ayahku, serta Allah mencintaiku karena memberikan hidayah-Nya. Yang kulakukan hanya berpikir positif, Insya Allah semua menjadi baik, amiiin.

Banyak hal yang ingin kuceritakan tapi apa boleh buat semua tergantung mood, hahahaa

maaf bila ada pengurangan dalam mengetik bahkan salah ketik
terima kasih sudah membacanya

Wassalamu’alaikum Wr. Wb


Sunday, 02 August 2015

NR




Selasa, 16 Juni 2015

Bundaku

Assalamu’alaikum, bunda

Hari ini aku mengingat dirimu yang telah lama pergi
Sudah sejak 6 tahun kamu pergi, bunda

Bagaimana kabarmu?
Apa kamu baik-baik saja di sana?
Di sini aku sangat merindukanmu...


Aku sering bersedih jika aku sedang melalaikan kewajiban yang Tuhan kita berikan
Itu artinya malaikat yang ada bersamamu akan bertanya padamu atas diriku, lalu bersiap untuk ...

Tuhan memberikan balasan
Sempat terpikirkan olehku, kenapa bunda tersangkut paut atas tingkah lakuku di dunia ini

Harusnya aku menyelamatkanmu dengan doa yang kukirimkan untukmu
Aku tidak bisa menyalahkan Tuhan, karena aku tahu semua itu ada hikmahnya.
Agar aku mengontol diri agar tidak berbuat buruk dan mengingat dirimu yang akan menanggung akibatnya juga.

Aku bukanlah seorang ahli ibadah
Aku juga bukan orang yang sempurna dalam beribadah
Namun apa yang telah kuketahui selalu teringat dan terpikirkan
Aku tahu Tuhan mempunya maksud baik

Seperti yang pernah kudengar bahwa
Jika seorang anak berbuat hal yang tidak baik, maka orang tuanya yang telah meninggal akan menanggung siksaan juga
Namun bila kita terus berbuat baik, rajin mendoakannya maka ia akan tenang di sana dan tidak disiksa.

Pernah aku bertanya dalam hati dan kurasa aku pernah mengajukannya dalam doaku “bagaimana jika ia memiliki anak lebih dari 2 dan beberapa tidan mendoakannya atau ada yang berbuat tidak baik sedangkan salah satunya senantiasa mendoakannya? Apakah ia tetap di siksa?”

 Aku agak takut menanyakannya dan mengetahui kebenarannya

Aku selalu saja berbuat salah
Harusnya aku menyelamatkan bunda selagi aku masih hidup
Kadang aku merasa bingung dan takut akan kehidupan ini
Aku takut menghadapi dunia ini
Aku takut masa depan
Bahkan bila bersama seseorang aku tidak tahu apakah hidupku akan menjadi lebihbaik

Aku harap mendapatkan seseorang yang senatiasa membimbingku
Dengan ketikatahuanku ini, aku pun berusaha belajar dan menambah pengetahuanku
Walaupun aku terus merasa tidak bisa apa-apa
Walaupun aku terus merasa takut
Aku tetap ingin menjadi lebihbaik


Ayahku sudah tak muda lagi
Insya Allah tahun ini akan menginjak 60 tahun usianya
Namun ia tetap bekerja untuk kami, mencarikan nafkah untuk kami ditambah lagi ketika bundaku sudah tiada, bertambah berat beban yang ayah pikul.
Dan aku merasa ayahku perlahan kembali ke tingkah laku, anak kecil.

Benar kata Tuhan, manusia akan kembali seperti anak kecil lagi
Walau begitu aku sangat sayang ayahku

Aku ingin sekali berhenti kuliah. Tapi aku juga ingin meningkatkan nilai ekonomi ayahku. Karena itu aku berusaha. Tapi aku sangat jarang membantu ayahku. Mungkin ini terdengar dramatis. Jika melihat secara langsung mungkin terlihat biasa saja, karena tentu saja ingin terlihat baik-baik saja.

Dalam hidupku yang paling menyakitkan adalah menerima kenyataan bahwa bundaku sudah tiada. Aku bahkan ingin memutarbalikkan waktu. Jika Tuhan menginzinkan, aku ingin bertemu dengannya, berbicara dengannya dan memeluknya dengan erat seperti tak ingin dilepaskan.

Detik-detik kematian bundaku, aku benar-benar tidak tahu tanda-tanda itu. Setelah kuanalisis kembali, ternyata Tuhan telah menunjukkannya hanya saja aku tak tahu. Betapa bodohnya aku. Perasaan menyesal kembali menggerogotiku. Aku benar-benar menyesal. Bahkan rasanya aku tak bisa memaafkan diriku.


Padahal pemakaman bundaku dekat dari kampus, namun akhir-akhir ini aku jarang mengunjunginya. Keluargaku juga mengkhawatirkanku bila aku datang sendirian. Takut ada seseorang yang menggangguku bila aku sendirian bahkan sampai melakukan hal yang aneh-aneh. Aku tak perlu menjelaskan hal aneh-aneh itu.

Berziarah ke makan untuk senantiasa meningat bahwa kita juga akan kembali kepada-Nya seperti ini. Dan mengingatkan bahwa kematian tak mengenal umur. Aku sering terlena dengan kehidupan di dunia padahal aku tahu dunia ini hanyalah sandiwara. Aku teringat akan firman Tuhanku dalam kitab Al-Qur’an

“Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka”

QS. Al-Isra : 13

Juga teringat dengan firman yang ini

“Dan sungguh, dalam Al-Qur’an ini telah Kami (jelaskan) berulang-ulang (peringatan), agar mereka selalu ingat. Tetapi (peringatan) itu hanya menambah mereka lari ( dari kebenaran)”

Qs. Al-Isra : 41

Airmataku seketika berlinang ketika membaca firman ini setelah kubaca dalam bahasa Arab, kemudian membacanya arti firman-Nya.

Aku merasa aku lari dari kebenaran
Aku selalu merasa takut makanya aku tidak ingin tahu
Kebenaran sudah di depan mata

Ya Allah, apa yang kulakukan?! Kenapa aku begini?
Aku pun semakin takut

Ya Allah, jagalah aku! Lindungi aku dari godaan setan yang terkutuk. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagiku dan umat manusia. Jangan biarkan aku terlena dalam kehidupan dunia. Termasuk keluargaku! Lindungi mereka juga. Sesungguhnya aku sayang mereka, namun aku tak dapat berbuat apa-apa untuk menolong mereka. Atas pertolongan-Mulah mereka akan selamat. Selamatkan kami semua.



aku, aku dan adikku

Berdoalah dalam bahasa apapun
Sesungguhnya Tuhan kita mengerti segala bahasa

Mudah-mudahan bermanfaat ya...
Kurasa isi blogku ini adalah curahan hati
Maaf ya jadi gak berguna


Tuesday, 16 June 2015


NR

Minggu, 14 Juni 2015

ceritaku nostalgia

Kini aku sedang asyik
berkutat pada laptop sederhanaku. Sejak tadi jari-jari lentikku menari-nari di
atas keyboard laptopku. Perkenalkan namaku Karuka Yagumi. Beberapa orang
memanggilku Kaya. Singkatan dari nama lengkapku. Karuka Yagumi, begitulah
kata mereka. Namun tetap saja banyak yang memanggilku Karuka. Tiba-tiba
seseorang membuka pintu kamarku spontan aku langsung menoleh karena aku berada
dekat dengan pintu, maklum kamarku hanya berukuran 2 setengah meter kali 2
setengah meter. Walaupun begitu aku sangat menikmati kamar kecilku ini.



“Karuka.. kak Dei sudah pulang dari Kyoto” kata seseorang itu memberik kabar padaku

“iya kah...?” sahutku santai

“iya, dia bilang kenapa Karuka tidak mengunjunginya
saat di sana? Di kontrakannya?” katanya lagi membuatku sedikit terkejut namun tidak kentara di matanya

“oh iya kah? Waktu di mananya?” tanyaku sedikit menggebu-gebu

“katanya waktu yang Karuka menginap di hotel Yakuza,
teman Karuka yang juga temannya kak Dei ke sana”

“ah iya kah? waktu 
di sana hanya sebentar dan aku menggunakannya untuk istirahat untuk
melanjutkan perjalanan, lagipula aku tidak tahu di mana kontrakannya. Aku hanya
sebentar saja di sana...”

“ya paling tidak beritahu dia lewat sms kalau Karuka
ada di sana” aku agak
terkejut mendengarnya namun aku tidak menunjukkannya 

‘jadi dia ingin aku mengunjunginya’



“kalau ketemu dengannya, katakan aku minta maaf
karena tidak mengunjunginya”
kataku

“terlambat! Dia sudah di sini” sahutnya cepat



 Sempat terdiam sejenak keduannya. Aku pun
masih berkutat pada laptopku

“kapan Karuka menjenguk ayahnyan kak Dei?” tanyanya memecahkan keheningan

“oh ayahnya Dei sudah pulang?”  tanyaku agak
terkejut. Aku banyak tidak tahunya, pikirku.



“iya, kalau ada waktu menjenguklah!” aku malah balik bertanya

 “belum tahu
lagi, banyak sekali tugas kuliahku”

“kalau ada waktu” sahutnya cepat dengan penuturan kata yang lambat

Saat kusadari apa maksudnya,
aku agak terkikik mendengarnya

“iya ...” sahutku tertawa ringan



‘aku masih memikirkannya. Kapan ya aku akan
mengunjungi ayah kak Dei dan bertemu dengan kak Dei?’ pikirku saat aku masih berkutat pada laptopku



Jujur saja, aku merasa
bersalah dan menyesal tidak mengunjunginya. Bahkan aku tidak tahu bahwa temanku
yang dimaksudnya itu datang mengunjunginya, tapi kapan itu. aku terus
memikirkannya. Menyebalkan!



Keesokkan harinya, kulihat
pemandangan di luar jendela kecilku. Langit terlihat redup masih ada jejak air
hujan yang menggenang di jalan. Entah mengapa sejak bangun dari tidur, aku
kembali teringat tentang tadi malam dan masih menghinggap perasaan bersalah.
Cukup lama hal itu berlangsung, tiba-tiba sesuatu menjalar di dadaku. Bahkan
ketika aku hendak mengambil sesuatu dengan tangan kiriku, aku tak mampu
menggenggamnya. Bendanya sempat berada di tanganku terjatuh. Berulang kali aku
melakukannya dengan benda yang berbeda. Sempat terjatuh kemudian aku mencoba
mengambilnya dan mencoba benda lain, terjatuh lagi benda itu. Menambah sensasi
asing yang menjalar di dadaku. Kedua mata terasa panas dan mendesak ingin
dikeluarkan. Airmataku tertahan di kedua bola mataku. Aku merasa sedih tak
mampu menggunakan tangan kiriku dengan baik. Aku tak tahu sebabnya.



Sesampai di kampus, tepatnya
di kelas



Perasaan itu masih menjalar
di sekitar dadaku. Aku tak mengerti. Aku hanya diam, membungkam mulut ini dan
bersikap tak biasa, begitulah kata kebanyakan orang. Aku berpindah tempat
duduk, mencoba merubah perasaan yang sedang kurasakan ini.aku sedang mencoba
mengendalikan emosiku. Emosi bukan berarti marah. Biar kuperjelas dan
memperbaiki kesalahpahaman ini.



Emosi itu adalah ungkapan
perasaan yang tercipta melalui tingkah laku dan ekspresi. Bisa jadi salah
satunya yang tertera jelas, baik tingkah laku maupun ekspresi wajah. Perasaan
itu terbagi atas 2 yaitu perasaan baik dan perasaan buruk. Perasaan baik yaitu
senang, bahagia, gembira, tertawa melalui tertawa dan tersenyum, dari tingkah
laku bisa melalui apa saja. Entah harus loncat kegirangan, berteriak dan lain
sebagainya. Sedangkan perasaan buruk yaitu sedih, marah, sinis, hal buruk lainnya.
Bila dari tingkah laku marah-marah hingga memukul sesuatu, bersikap sinis,dan
lainnya. Ya begitulah!



Aku mencoba msendengarkan musik
berharap bisa dan bereaksi padaku, namun hasilnya nihil. Aku mencoba mencari
lagu lain, mengutak-atik mencari lagu lain agar dapat mengubah perasaan ini.
Dan ternyata aku menemukannya. Syukurlah tidak berlangsung terlalu lama. Aku
pun mulain bersenang-senang sendirian dengan dengan berfoto selfie di webcam
laptop. Setelah merasa lebih baik, aku pun mengajak salah satu temanku untuk
berfoto bersama. Rasanya lumayan menyenangkan.



Kau tahu, orang-orang
mengenalku sebagai orang yang ceria. Lalu mereka akan merasa sangat aneh dan
heran jika aku berubah menjadi pendiam dan bersikap sinis, juga seperti
terlihat marah dan dingin. Aku menghela nafas, sebenarnya itu juga bagian dari
diriku hanya saja tidak banyak orang yang tahu akan hal itu. Tidak masalah!
Lagipula pendapat orang kan beda-beda, pikirku.



Keesokan harinya kujalani
hari seperti biasa dengan perasaan yang baik hingga sampai ke mata kuliah
bahasa inggris. Entah kenapa aku akan berubah pada saat tertentu, misalnya saja
mata kuliah bahasa inggris ini. Aku tertawa girang bila jawaban yang ku jawab
bersama teman-teman benar hingga kami ber-tos-ria dengan salah satu temanku
sambil meneriakkan ‘kita betul!’ setelah itu yang lain ikut meneriakan berupa
erangan seperti yang kulakukan sebelumnya, menyebalkan! Nanti kalian akan
merindukanku! Lihat saja!, teriakku dalam hati

Keesokkan harinya aku masih
menjalani hsriku seperti biasa. Hari ini di mata kuliah jam terakhir
mendapatkan ilmu baru bagiku. Aku bahkan agak ragu bisa menggunakannya lagi
karena sudah satu semester ini tidak menggunakannya, aku memang tak pandai
menggunakannya. Baiklah! Aku harus berusaha, kataku dalam hati bersemangat.



Sepulang dari kampus

Aku berjalan mencari sesuatu
yang kucari. Lama itu berlangsung hingga satu jam lebih sampai aku
menemukannya. Walaupun begitu aku tidak bisa mendapatkannya. Lalu aku pergi ke
suatu tempat untuk mengunjungi seseorang. Sudah lama tidak berkunjung karena
itu aku ke sana. Aku berbincang dengan seseorang itu hingga mencapai keheningan
dan ia pun sibuk. Aku berinisiatif, mengambil kesempatan untuk menelepon kak
Dei tapi aku agak ragu karena malu. Aku terus berpikir berulang-ulang hingga
kucoba sekedar menekan tombol berwarna hijau di ponselku tak lama kudengar
seseorang di seberang sana berbicara dari ponselku. Aku mendengar agak samar
karena ponsel agak jauh sekitar 30 cm. Segera kudekatkan ponselku ke
telingaku dan menjawab panggilannya. Kami berbicara agak lama karena ada
kesamaan di antara kami yaitu keahliannya sekarang sedang kupelajari.



Kalau boleh jujur, aku
sangat malu. Aku bahkan sempat berpikir untuk memutar ulang waktu dan meminta
maaf karena tidak mengunjunginya di Kyoto. Aku mulai bernostalgia dan mulai
menganalisis kehidupanku. Dulu kak Dei bersekolah di The Fortune High School
dan aku di The Normal High School yang bersebelah dengan sekolah kak Dei. Kedua sekolah itu memiliki halaman yang sama.
Kemudian saat di senior high scool dia mengambil jurusan Multimedia, aku pun begitu. Dan sekarang aku mengambil jurusan yang
sama di perkuliahan ini setelah dia lulus dari kampus tersebut. Ya! Kami duduk
di bangku kuliah yang sama. Bahkan kami lahir di bulan yang sama, April. Hanya berbeda dua hari darinya,
ya aku lebih dulu. Tapi tetap saja dia lebih tua karena berbeda 3 tahun.



Apakah ini hanya kebetulan
ataukah ...



Ah, mungkin aku hanya
berlebihan menganalisis sejauh itu



Aku jadi ingat saat aku
belum sekolah dasar, aku sering bermain bersamanya.kini aku memegang kening
paling kananku. Luka ini, mengingatkanku akan hal itu. kening bagian ini sempat
terluka dan mengeluarkan darah  hingga
aku pingsan, kata orang-orang. Aku ingin menanyakan secara langsung padanya.

‘setelah itu apa yang terjadi’ aku ingin menanyakan hal itu. yang kuingat saat itu,
setelah aku siuman,  ibuku sedikit
berteriak kepadaku dan bertanya beberapa hal. Aku tahu kenapa? Ia sangat
khawatir. Tapi kapan aku bisa menanyakannya. Kurasa jarak kami semakin jauh saja.
Aku ingin mengejarnya. Bersama seperti dulu seperti seorang teman dan terus
bermain. Aku tahu kami tidak muda lagi dan tidak seperti anak-anak bermain-main.
Paling tidak bersenda gurau dan mengobrol adalah pengganti dari kata
main-bermain semasa kita kecil.



Thursday, 30 April 2015
NR