Minggu, 02 Agustus 2015

Changed My Life

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Aku ingin memceritakan pengalamanku. Mungkin terdengar dramatistir

Di hari Minggu tepatnya pada tanggal 27 July 2015 telah merubah hidupku yang terbilang masih “aku mau begini loh”. Namun setelah membaca postingan “Dakwah Islam” dari line yang tertera di dalam sebuah gambar “Selngkah ANAK PEREMPUAN keluar dari rumah tanpa menurut aurat, maka selangkah juga AYAHNYA itu hampir ke neraka”
.
.
Kalimat itulah yang tertera di dalamnya berbackground kuning. Seketika aku langsung menangis tersedu-sedu di dalam kamarku sendirian. Aku tahu ada seseorang di kamar sebelahan dengan kamarku. Aku terus menahan isak tangisku yang terus keluar dari mulutku.Serasa ada getaran di hati saat membacanya.

Bagaimana mungkin aku tidak menangis mengingat ayahku yang senantiasa beribadah ke pada Rabb-ku, kemudian seketika ia memasuki neraka karena seorang anak perempuannya yang tidak menutup aurat dengan benar.

Memang aku menutup aurat, mengenakan pakaian lengan panjang, bercelana panjang yang agak longgar, berkerudung menutupi dada namun itu bukanlah berkerudung dan berjilbab sesuai syar’i (syari’at islam). Kejadian yang dulu-dulu teringat seketika di otakku, aku merasa sangat bersalah akan semua yang kulakukan. Aku yang mudah tersentuh seketika menangis diam dan menahan diri agar orang lain tak tahu.

Setelah sedikit puas menangis, aku pun beranjak pergi ke lantai dasar menemui ayahku yang juga sedang bersama kakakku. Aku memperlihatkan gambar yang tulisannya terteras seperti di atas. Awal aku memasuki kamar ayah, kakakku melihatku tepatnya wajahku yang masih ada bercak tangis di sekitar mataku. Mungkin terlihat bengkak di sekitar mataku pada waktu itu.

“bah, dibelikan bajunya” kata kakakku setelah membaca tulisan itu

Aku pun menyerahkan ponselku pada ayahku. Kulihat ia memaksakan matanya untuk melihat agar dapat membacanya. Aku mulai menangis lagi. Lalu aku mulai membuka suara untuk bertanya pada kakakku sambil menangis tersedu-sedu.

“kak, aku pe pengen berkedurung syar’i, ta tapi kalau missal kan ma sih bersentuhan dengan laki-laki  a tau bersalaman dengan la laki-la ki gimana ? a aku takutnya ma malah merus i image orang berkerunf syar’i?” tanyaku tersedu-sedu karena menangis, aku bahkan kesulitan berkata-kata

Kakakku pun bertanya pada ayahku
“bersalaman bersentulah sama laki-laki, tu gimana, bah?” aku masih tersedu-sedu sambil mendengarkan

“itu biasanya orang yang fanatik, kaya sama Rasulullah mereka bersalam masa mereka kaya gitu.. kalau sekedar meng hormati gak papa. tangan wanita itu halus, takutnya menaikan syahwat laki-laki. Beda dengan tangan laki-laki yang kasar” jelas ayahku

Aku memantapkan diriku umntuk menutup aurat sesuai Syari’at Islam (Syar’i)

Ayahku bertanya
“dapat di mana ikam ni?”
“ di Linne Dakwah Islam”
“dari hadits kah?”
“aku pernah dengar juga abah yang kaya gitu”
Sebenarnya memang ada tulisan kecil sekali hingga aku tak dapat membacanya, kura itu asal dari kalimat tadi. Bagaimana caranya aku melihat sungguh kecil sekali.

Entah apa yang membuat kami bubar. Oh ya hampir waktunya sholat dzuhur sekitar pukur 11.30 dan ada undangan dari tetangga, sekalian disuruh siap-siap untuk pergi ke sana habis sholat dzuhur. Ayah dan kakakku belum mandi, jadi mereka mandi dulu, tentu saja berganian setelahnya tiba panggilan dari Rabb-ku, mereka bergegas pergi ke mushola dan aku yang sudah  di lantai dua juga bersiap-siap di kamarku. Entah ada syaitan apa, aku sedikit tergoda untuk membuka laptop dan menonton film korea yang membuatku agaknya penasaraan dengan akhir ceritanya Pinochio, hitung-hitung sambil menunggu panggilan setelah tiba panggilan itu bukannya bergegas malah berkata “sedikit lagi ya Allah, mau habis” hingga ayahku menghampiriku setelah dari mushola akhirnya aku menghentikannya dan kebetulan sudah habis. Lalai beberapa menit. Astaghfirullah al’adzim...


Ya itu awal kisahku, mudah-mudah tetap seperti ini. Sholat wajib tetap terjaga. Alhamdullilah masih bisa mwnjaga hingga sekarang. Aku terus munta diingatkan oleh ayah dan kakakku serta temanku. Baru satu teman yang kuajak cerita dan menyuruhnya untuk mengngatkanku juga jika aku bertindak salah dan sekaligus kuberitahu tentang beberapa hal seperti postingan yang telah tertampil di line dari Dakwah Islam.

Ya kurasa itu saja yang bisa kusampaikan. Hidayah bisa datang kapan saja dan dari mana saja. Karena itu siapa tidak siap pasti menerimanya. Kuharap dengan menutup aurat adalah caraku menunjukkan betapa aku mencintai ayahku, serta Allah mencintaiku karena memberikan hidayah-Nya. Yang kulakukan hanya berpikir positif, Insya Allah semua menjadi baik, amiiin.

Banyak hal yang ingin kuceritakan tapi apa boleh buat semua tergantung mood, hahahaa

maaf bila ada pengurangan dalam mengetik bahkan salah ketik
terima kasih sudah membacanya

Wassalamu’alaikum Wr. Wb


Sunday, 02 August 2015

NR