Assalamu’alaikum Wr. Wb
Aku ingin memceritakan
pengalamanku. Mungkin terdengar dramatistir
Di hari Minggu tepatnya pada
tanggal 27 July 2015 telah merubah hidupku yang terbilang masih “aku mau begini
loh”. Namun setelah membaca postingan “Dakwah Islam” dari line yang tertera di
dalam sebuah gambar “Selngkah ANAK
PEREMPUAN keluar dari rumah tanpa menurut aurat, maka selangkah juga AYAHNYA
itu hampir ke neraka”
.
.
.
.
Kalimat itulah yang tertera
di dalamnya berbackground kuning. Seketika aku langsung menangis tersedu-sedu
di dalam kamarku sendirian. Aku tahu ada seseorang di kamar sebelahan dengan
kamarku. Aku terus menahan isak tangisku yang terus keluar dari mulutku.Serasa
ada getaran di hati saat membacanya.
Bagaimana mungkin aku tidak
menangis mengingat ayahku yang senantiasa beribadah ke pada Rabb-ku, kemudian
seketika ia memasuki neraka karena seorang anak perempuannya yang tidak menutup
aurat dengan benar.
Memang aku menutup aurat,
mengenakan pakaian lengan panjang, bercelana panjang yang agak longgar,
berkerudung menutupi dada namun itu bukanlah berkerudung dan berjilbab sesuai
syar’i (syari’at islam). Kejadian yang dulu-dulu teringat seketika di otakku,
aku merasa sangat bersalah akan semua yang kulakukan. Aku yang mudah tersentuh
seketika menangis diam dan menahan diri agar orang lain tak tahu.
Setelah sedikit puas
menangis, aku pun beranjak pergi ke lantai dasar menemui ayahku yang juga sedang
bersama kakakku. Aku memperlihatkan gambar yang tulisannya terteras seperti di
atas. Awal aku memasuki kamar ayah, kakakku melihatku tepatnya wajahku yang
masih ada bercak tangis di sekitar mataku. Mungkin terlihat bengkak di sekitar
mataku pada waktu itu.
“bah, dibelikan bajunya” kata kakakku setelah membaca tulisan itu
Aku pun menyerahkan ponselku
pada ayahku. Kulihat ia memaksakan matanya untuk melihat agar dapat membacanya.
Aku mulai menangis lagi. Lalu aku mulai membuka suara untuk bertanya pada
kakakku sambil menangis tersedu-sedu.
“kak, aku pe pengen berkedurung syar’i, ta tapi kalau missal kan ma sih
bersentuhan dengan laki-laki a tau bersalaman
dengan la laki-la ki gimana ? a aku takutnya ma malah merus i image orang
berkerunf syar’i?”
tanyaku tersedu-sedu karena menangis, aku bahkan kesulitan berkata-kata
Kakakku pun bertanya pada
ayahku
“bersalaman bersentulah sama laki-laki, tu gimana, bah?” aku masih tersedu-sedu sambil mendengarkan
“itu biasanya orang yang fanatik, kaya sama Rasulullah mereka bersalam
masa mereka kaya gitu.. kalau sekedar meng hormati gak papa. tangan wanita itu
halus, takutnya menaikan syahwat laki-laki. Beda dengan tangan laki-laki yang
kasar” jelas ayahku
Aku memantapkan diriku
umntuk menutup aurat sesuai Syari’at Islam (Syar’i)
Ayahku bertanya
“dapat di mana ikam ni?”
“ di Linne Dakwah Islam”
“dari hadits kah?”
“aku pernah dengar juga abah yang kaya gitu”
Sebenarnya memang ada
tulisan kecil sekali hingga aku tak dapat membacanya, kura itu asal dari
kalimat tadi. Bagaimana caranya aku melihat sungguh kecil sekali.
Entah apa yang membuat kami
bubar. Oh ya hampir waktunya sholat dzuhur sekitar pukur 11.30 dan ada undangan
dari tetangga, sekalian disuruh siap-siap untuk pergi ke sana habis sholat
dzuhur. Ayah dan kakakku belum mandi, jadi mereka mandi dulu, tentu saja
berganian setelahnya tiba panggilan dari Rabb-ku, mereka bergegas pergi ke
mushola dan aku yang sudah di lantai dua
juga bersiap-siap di kamarku. Entah ada syaitan apa, aku sedikit tergoda untuk
membuka laptop dan menonton film korea yang membuatku agaknya penasaraan dengan
akhir ceritanya Pinochio,
hitung-hitung sambil menunggu panggilan setelah tiba panggilan itu bukannya
bergegas malah berkata “sedikit lagi ya
Allah, mau habis” hingga ayahku menghampiriku setelah dari mushola akhirnya
aku menghentikannya dan kebetulan sudah habis. Lalai beberapa menit.
Astaghfirullah al’adzim...
Ya itu awal kisahku,
mudah-mudah tetap seperti ini. Sholat wajib tetap terjaga. Alhamdullilah masih
bisa mwnjaga hingga sekarang. Aku terus munta diingatkan oleh ayah dan kakakku
serta temanku. Baru satu teman yang kuajak cerita dan menyuruhnya untuk
mengngatkanku juga jika aku bertindak salah dan sekaligus kuberitahu tentang
beberapa hal seperti postingan yang telah tertampil di line dari Dakwah Islam.
Ya kurasa itu saja yang bisa
kusampaikan. Hidayah bisa datang kapan saja dan dari mana saja. Karena itu
siapa tidak siap pasti menerimanya. Kuharap dengan menutup aurat adalah caraku
menunjukkan betapa aku mencintai ayahku, serta Allah mencintaiku karena
memberikan hidayah-Nya. Yang kulakukan hanya berpikir positif, Insya Allah
semua menjadi baik, amiiin.
Banyak hal yang ingin
kuceritakan tapi apa boleh buat semua tergantung mood, hahahaa
maaf bila ada pengurangan dalam mengetik bahkan salah ketik
terima kasih sudah membacanya
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Sunday, 02 August 2015